Rabu, 11 September 2013

Drama Korea



Subjek juga mempunyai pengaruh, tidak sekedar Objek

Apa sih yang kamu suka dari nonton film drama, apalagi drama korea. Cengeng, sok romantic, melo dan sesuatu cerita yang aka nada, hanya di film. Sebenarnya bukan karena film drama/drama koreanya yang bikin beda, namun sudut pandang dari kita akan memahami film itu. Berkali-kali aku sudah bilang, sama-sama nonton film, buku, atau apapun itu tergantung yang melihat dan memahaminya. Bukankah orang yang lapar karena tidak mampu dapat makanan, berbeda dengan orang yang puasa. Meskipun sama-sama lapar. Dalam kasus ini adalah tergantung dari niat dan motive melakukan itu.
Dulu aku pernah hidup dalam sebuah komunitas yang sangat menjujung tinggi nilai persaudaraan dan kekeluargaan, bahkan karena sangat kuatnya nilai itu di tanamkan-dengan berbagai proses-jika terjadi hubungan yang lebih, maksudnya hubungan yang berbeda meskipun diukur dari kualitas hubungan dan keintiman dari keduanya seharusnya bisa saling terkait dan saling mengisi, namun buktinya tetap saja timbul sebuah gejolak. Meskipun tetap ada yang melakukan dan melanggar nilai persaudaraan itu. Karena dari sebagian kalangan dari komunitasku itu ada yang beranggapan jika saudara tidak boleh pacaran, meskipun jika nikah ada pemakluman-perlu diketahui lagi persaudaraan disini lebih mirip seperti persaudaraan gangster, dengan konotasi positif-.
Dalam suatu ketika ada kasus seorang anggota komunitas menjalin asmara ikatan pacaran, kebetulan dia menjabat ketua, jadi pergunjingan karena sang ketua dinilai berat sebelah, pilih kasih. banyak terjadi pergunjingan, dan marak dalam obrolan-obrolan gossip. Ada yang pro ada yang kontra. Ketika aku terjebak dalam obrolan itu, akhirnya aku memberikan ungkapan kepada semua dengan sebuah pertanyaan. Jika kalian pergi jalan-jalan bersama sesama saudara, dan semuanya bersaudara, dan dari saudara-saudaramu itu ada 1 pacarmu, tiba-tiba ada 2 orang yang akan jatuh ke jurang, salah satunya adalah pacarmu, sedangkan kamu hanya mempunyai alat yang bisa menyelamatkan satu orang saja siapakah yang akan kamu selamatkan? Sebenarnya dari pertanyaan ini sangat mudah untuk menganalisa dan seharusnya siapa yang akan diselamatkan. Sebenarnya apakah ini pertanyaan yang dilemma, saya rasa tidak.. pasti yang akan di tolong adalah pacarnya. Sangat teknis sekali. Karena yang satu hanya sekedar bersaudara, sementara status yang satunya adalah saudara sekaligus pacar.
Kasus itu terulang kembali ketika aku menonton drama korea. Dalam salah satu adegan film terjadi perbincangan tentang sesuatu yang saya rasa dilemma sekali. Tapi ternyata jawabannya sangat mudah.. yakni ukuran teknis. Jika bapak dan ibumu jatuh kekolam yang dalam dan mereka berdua tidak mampu berenang siapakah yang akan kamu tolong pertama? Jawabanya ternyata simple, yang di tolong adalah orang yang dekat jaraknya dengan kamu.
Inilah sebuah pelajaran pemecahan dilemma.. bagaimana mensiasati sebuah dilemma. Pelajaran ini di dapat setelah melihat drama korea.
Ada sebuah ungkapan seorang yang menggunakan pedang terbuat dari besi yang tajam, belum tentu mampu mengalahkan sang pendekar yang ahli pedang meskipun hanya menggunakan pedang-pedangan. Tergantung siapa yang menggunakan alatm tidak serta merta alat yang memnentukan keberhasilannya, meskipun juga berpengaruh. Makanya ada penialaian film baik. Dan film buruk.


# Belajar mengungkapkan ide, meskipun alur dan bahanya ancur, jangan di edit.. sebagai pembelajaran mental menulis.

Selasa, 10 September 2013

Sebuah Pengakuan



>makan siang dulu..
>perhatian sekali anda?
>bukanya dr dulu aku perhatian?
>masa' sih nggak percaya..

dulu, bukanya aku tidak perhatian..aku selalu perhatian, cuman dulu aku terbentur sama konsesus, aturan yg tak pernah tertulis, cuman benar-benar mampu mengikat gerak dan sikapku. aku terpaksa menyamarkan sikap perhatianku. aku butuh alibi. persaudaraan, penempatan diri sebagai adik kakak, sehingga konsekwensinya perhatian itu harus aku bagi dg saudaramu yg lain, meskipun aku akui, aku tak mampu membagi untk semuanya. mungkin perhatian itu hanya mampu aku bagi untk kalian berdua, kenapa berdua dan tdk semuanya, itulah bukti bahwa aku perhatian padamu, butuh sikap special, kenapa kalian berdua, krn aku butuh alibi. dan sikap ini pastinya berbeda, unk teman-teman sebayaku.
  walaupun setelah waktu tetap berproses, sikap yg mula-mula alibi itu, terkontaminasi,l kadang aku menolak sikap kontaminasi itu, walaupun kadang aku tetap menikmati keadaan itu. aku tdk berusaha menolak. mungkin sikap itu jugalah yg membuat orang lain, menjadi acak dan bingung, sikap dan pilihan yg jelas yg mana, kecuali orang yg sengaja kamu seret dalam proses kita. meskipun sikapmu itu menciderai aku. kadang aku merasa kecewa, kamu tdk menghormatiku. setelah aku melakukan pengakuan sikap kepadamu. hormati aku dg menjaga pengakuanku hanya akan ada di memoriku dan memorimu. aku percaya memori tdk bisa d hapus, hanya saja d abaikan. tp kamu tdk melakukan itu.
  kini setelah sekian tahun, ketika aku dlm titik pijakan yg rendah aku tak mampu membendung diriku, aku melakukbn pengakuan2 itu lg, meskipun aku tahu kamu belum tentu membutuhkan itu.