Subjek juga mempunyai pengaruh, tidak
sekedar Objek
Apa sih yang kamu suka dari nonton film drama, apalagi drama korea.
Cengeng, sok romantic, melo dan sesuatu cerita yang aka nada, hanya di film.
Sebenarnya bukan karena film drama/drama koreanya yang bikin beda, namun sudut
pandang dari kita akan memahami film itu. Berkali-kali aku sudah bilang,
sama-sama nonton film, buku, atau apapun itu tergantung yang melihat dan
memahaminya. Bukankah orang yang lapar karena tidak mampu dapat makanan,
berbeda dengan orang yang puasa. Meskipun sama-sama lapar. Dalam kasus ini
adalah tergantung dari niat dan motive melakukan itu.
Dulu aku pernah hidup dalam sebuah komunitas yang sangat menjujung
tinggi nilai persaudaraan dan kekeluargaan, bahkan karena sangat kuatnya nilai
itu di tanamkan-dengan berbagai proses-jika terjadi hubungan yang lebih,
maksudnya hubungan yang berbeda meskipun diukur dari kualitas hubungan dan
keintiman dari keduanya seharusnya bisa saling terkait dan saling mengisi,
namun buktinya tetap saja timbul sebuah gejolak. Meskipun tetap ada yang
melakukan dan melanggar nilai persaudaraan itu. Karena dari sebagian kalangan
dari komunitasku itu ada yang beranggapan jika saudara tidak boleh pacaran,
meskipun jika nikah ada pemakluman-perlu diketahui lagi persaudaraan disini
lebih mirip seperti persaudaraan gangster, dengan konotasi positif-.
Dalam suatu ketika ada kasus seorang anggota komunitas menjalin asmara
ikatan pacaran, kebetulan dia menjabat ketua, jadi pergunjingan karena sang
ketua dinilai berat sebelah, pilih kasih. banyak terjadi pergunjingan, dan
marak dalam obrolan-obrolan gossip. Ada yang pro ada yang kontra. Ketika aku
terjebak dalam obrolan itu, akhirnya aku memberikan ungkapan kepada semua
dengan sebuah pertanyaan. Jika kalian pergi jalan-jalan bersama sesama saudara,
dan semuanya bersaudara, dan dari saudara-saudaramu itu ada 1 pacarmu,
tiba-tiba ada 2 orang yang akan jatuh ke jurang, salah satunya adalah pacarmu,
sedangkan kamu hanya mempunyai alat yang bisa menyelamatkan satu orang saja
siapakah yang akan kamu selamatkan? Sebenarnya dari pertanyaan ini sangat mudah
untuk menganalisa dan seharusnya siapa yang akan diselamatkan. Sebenarnya
apakah ini pertanyaan yang dilemma, saya rasa tidak.. pasti yang akan di tolong
adalah pacarnya. Sangat teknis sekali. Karena yang satu hanya sekedar
bersaudara, sementara status yang satunya adalah saudara sekaligus pacar.
Kasus itu terulang kembali ketika aku menonton drama korea. Dalam
salah satu adegan film terjadi perbincangan tentang sesuatu yang saya rasa
dilemma sekali. Tapi ternyata jawabannya sangat mudah.. yakni ukuran teknis.
Jika bapak dan ibumu jatuh kekolam yang dalam dan mereka berdua tidak mampu
berenang siapakah yang akan kamu tolong pertama? Jawabanya ternyata simple,
yang di tolong adalah orang yang dekat jaraknya dengan kamu.
Inilah sebuah pelajaran pemecahan dilemma.. bagaimana mensiasati
sebuah dilemma. Pelajaran ini di dapat setelah melihat drama korea.
Ada sebuah ungkapan seorang yang menggunakan pedang terbuat dari besi
yang tajam, belum tentu mampu mengalahkan sang pendekar yang ahli pedang
meskipun hanya menggunakan pedang-pedangan. Tergantung siapa yang menggunakan
alatm tidak serta merta alat yang memnentukan keberhasilannya, meskipun juga
berpengaruh. Makanya ada penialaian film baik. Dan film buruk.
# Belajar mengungkapkan ide, meskipun alur dan bahanya ancur, jangan
di edit.. sebagai pembelajaran mental menulis.