Kamis, 17 Oktober 2013

Jatidiri kita

Jati Diri

Jika saya berfikir tentang tanah air saya ini, sampailah pada permasalahan tentang leluhur, akar peradapan saya. Memang konsep negara/nation baru hadir belakangan, setidak tidak nya pada abad 20-lah isue itu mulai marak diyakini.

Kembali pada permasalahan jatidiri saya sebagai orang berkelompok, yang sekarang kita sebut sebagai berbangsa dan bernegara, kita sebenarnya harus mulai dari mana sebagai acuan akar budaya kita. Jika kita berbicara indonesia, kita akan diceburkan pada multi kulturnya, banyak suku yang tercakup, meskipun pada kenyataanya sampai sekarang dominasu suku jawa cukup kuat-bukan nita saya untuk chauvinisme, mengagung-agungkan jawa- sejak zaman kerajaan, kerajaan yang sangat terkenal dan berpengaruh luas adalah kerajaan, mataram kuno, singasari, majapahit, demak, mataram islam. Ada juga kerajaan besar pusat pendidikan dan kebudayaan yang sangat berpengaruh sampai pada tibet, yakni kerajaan sriwijaya. Namun, jika ditelaah ulang, jawa dulu, tidak hanya terbatasi oleh administratif sekarang yang hanya meliputi jawa barat, jawa tengah, jawa timur. bahkan sumatra saja dulu juga dinamai jawa. Mungkin dulu sekali, sebelum terjadinya bencana meletus krakatau di selat sunda.

Seorang budayawan, bernama sujiwo tedjo yang dalam twiternya pernah menafsirkan jawa, bahkan tidak sekedar sumatra, bali, kalimantanpun ikut. mudahnya adalah dulu yang mana daerah yang pernah terjalin dalam satu ikatan kerajaan, entah itu namanya singasari, sriwijaya, majapahit semuanya adalah jawa.

Jadi saya heran jika ada orang kalimantan yang masih membicarakan tentang dirinya jawa atau tidak jawa. berarti orang itu masih terkena virus/teori penyempitan makna tinggalan zaman kolonialisme. yang telah membatasi dan menyempitkan makna jawa-yang saya sendiri belum tahu juga, tetapi setidak tidaknya ada semangat ingin mengetahuinya- jika masalah pebedaan fisik, dan dialeg bahasa, itu tidak mengurangi makna serumpun.

Bahkan jika kita pakai teori jawa yang sekarang saja-barat, tengah, timur- dalam ketiga itu saja ada perbedaan dialeg, fisik. jadi teori yang mengatakan jawa hanya sekedar itu saja sudah terpatahkan.

Tapi dari itu, timbul pertanyaan jawa itu apa? budaya jawa itu apa isinya? karena dari berbagai kerajaan kuna itu saja kebudayaannya tercampuri oleh agama-agama impor dari india, yakni hindu dan budha, dan lebih modern islam, dan nasrani. san semuanya bercampur sedemikian rupa, sehingga susah untuk membedakanya.

Dan karena tidak terjawabnya itu, maka kita akan hilang tentang kepastian akar budaya asli kita. jangan-jangan memang kita hanya budaya hasil sintesis dari budaya-budaya lain sejak zaman kerajaan itu.

Lebih kini, yang secara administratif berberbeda antara zaman kerajaan dan zaman negara, kita jadi limbung tentang jatidiri asli. apakah kita akan mulai membikin budaya baru yang dimulai dari terbententuknya negara indonesia ini. lagi-lagi jatidiri kita adalah jatidiri sintesis. hasil comot sana, comot, sini, yang dicampur dengan tanah air kita.

Semoga kelimbungan saya dapat tertemukan..

10/17/2013 Dplato Murdiyanto